Rabu, 17 Oktober 2012

kesempatan berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla


kesempatan berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla : Kesempatan pertama ketika berdiri menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam shalat. Dan kedua ketika berdiri mengahadap Allah pada hari pertemuan dengan-Nya. Berangsiapa yang benar-benar berdiri menghadap Allah pada kesempatan pertama niscaya akan mudah baginya berdiri menghadap Allah pada kesempatan kedua. Barangsiapa mengabaikan kesempatan pertama dan tidak sungguh-sungguh melakukannya maka akan sulit baginya menghadap Allah pada kesempatan kedua.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“ Dan pada sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).” (QS. Al-Insan: 26-27)
·         Kelezatan dunia seperti budak hitam yang terlihat mahal bagimu. Sementara bidadari surge merasa heran dengan pilihanmu yang buruk karena memilih dunia. Hanya saja hawa nafsu apabila menggelora akan membuta tulikan mata hati sehingga jalan menjadi tak kelihatan.
·         Jujurlah mengejar cita-cita, sungguh telah datang pertolongan bagimu.
·         Subhaanallah! Surga telah berhias untuk siap dilamar, maka bersungguh-sungguhl ah mempersiapkan mahar! Rabbul Izzah Subhanahu wa Ta’ala telah memperkenalkan diri kepada para pecinta dengan nama dan sifat-Nya, maka mereka pun beramal untuk menyambut pertemuan dengan-Nya sementara engkau sibuk dengan bangkai (dunia)!
·         Berkaryalah selama hayat dikandung badan, sungguh sudah cukup menjadi pelajaran bagimu apa yang datang sesudah kematian!
·         Seorang pecinta bersegera kepada uzlah dan khalwah bersama yang dicintainya dan merasa tenang dengan mengingatnya, seperti halnya seekor ikan bersegera ke air dan seperti seorang anak bersegera menjumpai ibunya.
Aku keluar dari sela-sela rumah dengan harapan
            Hati membisikkan rahasia kepadamu pada saat sendiri.
·         Yang menakjubkan Yang menakjubkan bukanlah pengakuan mereka mencintai-Nya namun yang menakjubkan adalah pengakuan-Nya menyintai mereka.
·         Dosa yang membuat seorang hamba merendah kepada-Nya lebih disukai dari pada ketaatan yang membuat seorang hamba merendahkan Rabbnya.
·         Kalaulah bukan karena perhitungan dosa niscaya bani Adam akan binasa karena perasaan ujub.
·         Minuman hawa nafsu rasanya memang manis tapi membuat tenggorokan gatal.
·         Hai bani Adam, seandainya engkau datang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi, dan engkau datang tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang lain, niscaya Aku datang menemuimu dengan membawa ampunan sepenuh itu juga.
·         Janganlah engkau meminta kecuali kepada Rabbmu, sesungguhnya permintaan seorang hamba kepada selain tuannya adalah penghinaan terhadap tuannya.
·         Dunia tempat melintas, akhirat adalah tempat bermukim. Segala keinginan tentunya diharapkan pada tempat bermukim.
·         Anda tidak bisa memperbaiki apa pun di tempat yang belum ada. Maka mulailah dengan kebaikan-kebaikan sederhana dari tempat di mana Anda berada. Anda tidak bisa memulai pelaksanaan dari rencana kebesaran pribadi Anda di waktu yang masih dalam angan-angan Anda. Maka mulailah sekarang.   Semua pribadi yang besar dan berhasil itu - memulai apa pun yang menjadikan mereka seperti sekarang - di tempat-tempat dan di saat-saat mereka masih kekurangan dan tidak terperhatikan. Tetapi mereka memulai. Dan karena mereka menolak melakukan apa pun yang tidak memiliki ukuran yang besar di masa depan, maka sekecil apa pun yang mereka mulai - adalah selalu pekerjaan yang membutuhkan kesungguhan besar untuk tetap setia di dalam perjalanan menumbuhkannya. Dan karena yang mereka lakukan adalah sesuatu yang membesarkan, mereka akan selalu bertemu dengan orang-orang yang tidak ramah kepada upaya-upaya mencapai kebesaran. Mereka akan selalu mendengar kalimat dan menerima perlakuan yang tidak membesarkan hati. Tetapi, Mereka setia kepada nasehat baik, bahwa Apapun yang terjadi kepada Anda, akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Anda, bila Anda tidak mengijinkannya untuk melemahkan Anda. Maka mulailah dari tempat di mana Anda berada, dan mulailah sekarang. Anda sampai, hanya karena Anda berangkat. Dan ingatlah, bahwa Batas waktu itu dibuat bukan karena Anda harus selesai, tetapi karena Anda harus segera memulai. Dan setelah pengertian ini mendapatkan tempat yang kuat di hati Anda, perjelaslah bagi diri Anda sendiri, bahwa Keberhasilan Anda ada pada tempat yang lebih tinggi dari yang sedang Anda kerjakan sekarang. Kemudian, janganlah berlaku seperti orang yang mengeluhkan apa saja yang tidak terlihat di dalam sebuah gambar, Berfokuslah pada yang telah jelas terlihat, karena dari sana lah Anda mencapai tempat-tempat yang belum terlihat bahkan oleh imajinasi Anda. Lalu bekerja keraslah dalam kedamaian bahwa Anda telah melakukan yang benar. Janganlah berupaya menjelaskan mengapa Anda tidak mencapai yang belum Anda capai. Bekerjalah untuk mencapai yang telah jelas bagi Anda. Maka, Mulailah keberhasilan Anda dari mana pun Anda berada. ....... Rekan-rekan Super Members terkasih, Semoga catatan sederhana ini dapat menjadi pendamping Anda dalam kerja keras Anda hari ini dan di hari-hari mendatang. Terima kasih dan salam super,   Mario Teguh
·          
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata :
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaran (sunnah)ku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Karena melihat sepotong, tidak sejak awal, saya mengira massa yang ditayangkan TV itu adalah orang-orang yang sedang kesurupan masal. Soalnya, mereka seperti kalap. Ternyata, menurut istri saya yang menonton tayangan berita sejak awal, mereka itu adalah orang-orang yang ngamuk terhadap kelompok Ahmadiyah yang dinyatakan sesat oleh MUI.

Saya sendiri tidak mengerti kenapa orang -yang dinyatakan- sesat harus diamuk seperti itu? Ibaratnya, ada orang Semarang bertujuan ke Jakarta, tapi ternyata tersesat ke Surabaya, masak kita -yang tahu bahwa orang itu sesat- menempelenginya. Aneh dan lucu.

Konon orang-orang yang ngamuk itu adalah orang-orang Indonesia yang beragama Islam. Artinya, orang-orang yang berketuhanan Allah Yang Mahaesa dan berkemanusiaan adil dan beradab. Kita lihat imam-imam mereka yang beragitasi dengan garang di layar kaca itu kebanyakan mengenakan busana Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Kalau benar mereka orang-orang Islam pengikut Nabi Muhammad SAW, mengapa mereka tampil begitu sangar, mirip preman? Seolah-olah mereka tidak mengenal pemimpin agung mereka, Rasulullah SAW.

Kalau massa yang hanya makmum, itu masih bisa dimengerti. Mereka hanyalah mengikuti telunjuk imam-imam mereka. Tapi, masak imam-imam -yang mengaku pembela Islam itu- tidak mengerti misi dan ciri Islam yang rahmatan lil ’aalamiin, tidak hanya rahmatan lithaaifah makhshuushah (golongan sendiri). Masak mereka tidak tahu bahwa pemimpin agung Islam, Rasulullah SAW, adalah pemimpin yang akhlaknya paling mulia dan diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Masak mereka tidak pernah membaca, misalnya ayat "Ya ayyuhalladziina aamanuu kuunuu qawwamiina lillah syuhadaa-a bilqisthi…al-aayah" (Q. 5: 8). Artinya, wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu penegak-penegak kebenaran karena Allah dan saksi-saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum menyeret kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah; adil itu lebih dekat kepada takwa. Takwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.

Apakah mereka tidak pernah membaca kelembutan dan kelapangdadaan Nabi Muhammad SAW atau membaca firman Allah kepada beliau, "Fabimaa rahmatin minaLlahi linta lahum walau kunta fazhzhan ghaliizhal qalbi lanfaddhuu min haulika… al-aayah" (Q. 3: 159). Artinya, maka disebabkan rahmat dari Allah-lah engkau berperangai lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau kasar dan berhati kejam, niscaya mereka akan lari menjauhimu…"

Tak Mengerti

Sungguh saya tidak mengerti jalan pikiran atau apa yang merasuki pikiran mereka sehingga mereka tidak mampu bersikap tawaduk penuh pengayoman seperti dicontoh-ajarkan Rasulullah SAW di saat menang. Atau, sekadar membayangkan bagaimana seandainya mereka yang merupakan pihak minoritas (kalah) dan kelompok yang mereka hujat berlebihan itu mayoritas (menang).

Sebagai kelompok mayoritas, mereka tampak sekali -seperti kata orang Jawa- tidak tepa salira. Apakah mereka mengira bahwa Allah senang dengan orang-orang yang tidak tepo saliro, tidak menenggang rasa? Yang jelas Allah, menurut Rasul-Nya, tidak akan merahmati mereka yang tidak berbelas kasihan kepada orang.

Saya heran mengapa ada -atau malah tidak sedikit- orang yang sudah dianggap atau menganggap diri pemimpin bahkan pembela Islam, tapi berperilaku kasar dan pemarah. Tidak mencontoh kearifan dan kelembutan Sang Rasul, pembawa Islam itu sendiri. Mereka malah mencontoh dan menyugesti kebencian terhadap mereka yang dianggap sesat.

Apakah mereka ingin meniadakan ayat dakwah? Ataukah, mereka memahami dakwah sebagai hanya ajakan kepada mereka yang tidak sesat saja?

Atau? Kelihatannya kok tidak mungkin kalau mereka sengaja berniat membantu menciptakan citra Islam sebagai agama yang kejam dan ganas seperti yang diinginkan orang-orang bodoh di luar sana. Tapi…
u � l s � �� >1.        Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra seumur hidup,
2.        Mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi dan kompetensinya,
3.        Hargai keluhan pelanggan dengan kebaikan, simpati dan pemecahan masalah,
4.        Perlakukan setiap pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan khusus,
5.        Lakukan doktrin Informed Consent secara ikhlas,
6.        Laksanakan tindakan Rekam Medik secara lege artis, sesuai dengan ketentuan yang ada,
7.        Dapat mengetahui kepuasan pelanggan melalui sisi mata pelanggan memandang kepuasan yang didapat,
8.        Paham, mengerti, dan mampu melaksanakan seni pelayanan pelanggan yang berkualitas sesuai dengan Etika dan Hukum yang berlaku,
9.        Tetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang akan diberikan,
10.     Mau terjun langsung ke lapangan dan melihat apa yang terjadi,
11.     Bersikap sabar dan tidak mudah puas dengan hasil yang didapat,
12.     Mau mendengar dan mensikapi terhadap gagasan yang timbul terhadap pelayanan yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar